Kamis, 26 April 2018

Bertemankan Bisikan

Oleh Gitra Legiarti



      Kebahagiaan terpancar dari wajah Gabriella, walau ia tak lagi secantik waktu berusia belasan tahun. Ia begitu senang dengan pekerjaan barunya. Namun pekerjaan bukanlah hidupnya, melainkan hanya instrumen penunjang hidup. Sedangkan kehidupan itu sendiri menurutnya adalah kebahagian yang ia nikmati, hari-hari bahagia yang ia lalui.

      Gabriel baru saja diterima di sebuah perusahaan ternama di kotanya setelah belum lama diwisuda. Gaji yang ia terima dari perusahaan ini pun lumayan menjanjikan.

    Mulanya Gabriel masih canggung dengan lingkungan barunya, tetapi hari demi hari ia mulai terbiasa dan menikmati suasana di tempat kerja. Primus, atasannya begitu simpati padanya karena ia rajin dan selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, hasil pekerjaannya juga selalu sesuai dengan yang diharapkan. Ini membuatnya semakin gembira karena pekerjaannya dihargai.

       Tetapi nampaknya senyuman di wajah Gabriel mengundang rasa iri di hati Fera, salah satu rekan kerjanya yang sudah lama bekerja di sana. Fera berusaha mencari-cari kesalahan Gabriel untuk diumumkan pada semua orang. Gabriel mencoba mengabaikannya, namun nampaknya Fera begitu bersemangat merusak reputasi Gabriel hingga membuat Gabriel tidak nyaman.

       Gabriel lelah menghadapi Fera yang menjadi stresor atau pemicu stres di tempat kerja. Ia sangat sadar bahwa ini tak baik baginya. 

      Suatu malam, Gabriel pulang dari kantor, ia sangat kelelahan dan mencoba menelfon orang tuanya yang berada di kota berbeda untuk menceritakan semuanya, namun tidak diangkat.

       Gabriel mulai merasa dopamin di otaknya meningkat dan harus distabilkan. Menurut dokter ia memang harus mengkonsumsi obat-obatan. Namun ia justru mencari jalan sendiri dengan menghibur diri menggunakan makanan dan minuman kurang sehat seperti soda dan mie instan atau jalan-jalan. Ia tidak mau bergantung pada obat-obatan.Yang paling penting menurutnya adalah berharap pada Tuhan. 

     "Saya merasa sangat sakit", ujar Gabriel pada Primus lewat pesan Whatsapp. Ia berharap atasannya itu memahami kondisinya dan mau memberinya izin untuk tidak masuk kerja beberapa hari.

          Primus mencoba menerima alasan Gabriel. Ini membuat Gabriel sedikit lega.

      Gabriel pun tidak datang ke kantor, ia memutuskan untuk memulihkan kondisinya terlebih dahulu.

***

      "Abaikan dia"

Tiba-tiba terdengar seseorang berbisik.

       "Abaikan"

Bisikan itu terdengar lagi.

        Gabriel menoleh ke kiri, ke kanan, juga ke belakang, namun tak ada siapa-siapa.

        "Kembalilah ke kantor"

Kali ini bisikan itu mengatakan hal yang berbeda.

     Gabriel bingung dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu tidur. Keesokan harinya ia terbangun dengan keadaan yang sedikit lebih baik dari kemarin, namun belum berfikir untuk berangkat ke kantor. Ia masih ingin menghibur diri dari kegaduhan-kegaduhan yang dibuat Fera. Ia memilih untuk jalan-jalan dan membeli beberapa benda. Di depan pusat perbelanjaan, Gabriel ditabrak oleh seorang pria yang lari terbirit-birit. Gabriel kesal dan memungut barang bawaannya yang jatuh, lalu kembali berjalan beberapa langkah.

        Langkah Gabriel kembali terhenti melihat kerumunan orang di hadapannya, sepertinya baru saja ada kejadian di sana. Ia mencoba mendekat. Di antara kerumunan orang, terlihat sesosok wanita mirip Fera dengan pisau di perutnya, darah segar membanjiri lokasi.

       "Wanita itu tidak bernafas lagi", ucap seseorang.

Rupanya ia baru saja dirampok oleh pria yang tadi menabrak Gabriel. Gabriel yang menyaksikan hal ini tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

        "Dia sudah mati"

terdengar bisikan lagi di telinga Gabriel.

        "Dia sudah mati, sekarang pergi lah ke kantor"

bisikan itu bicara lagi

         "Dia mati"

semakin jelas bisikan itu terdengar.

         Gabriel menjauh dari tempat itu dan berlari pulang.

***

        Keesokan harinya Gabriel datang ke kantor. Ia mendapati karangan bunga bertuliskan nama Fera di mana-mana. Ternyata jasad wanita malang yang ia lihat di depan mall kemarin benar-benar Fera.

       "Dia tidak masuk kerja tapi tidak memberi tahu saya, tahu-tahu sudah ada berita ini", ujar Primus pada salah satu karyawannya.

      Beberapa karyawan di perusahaan diutus untuk melayat, termasuk Gabriel. Akhirnya Gabriel benar-benar menyaksikan orang yang jahat padanya menjadi raga tanpa nyawa dalam hitungan hari.

(Genre : Psikologi Horror)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar