Selasa, 12 Januari 2021

Portal Ke Dunia Lain

Oleh : Gitra Legiarti, S.Pd

Pernahkah Anda terlelap dalam tidur, lalu tiba-tiba Anda berada di sebuah tempat yang tidak pernah Anda kunjungi sebelumnya, di tempat tersebut Anda bertemu dengan orang-orang yang wajahnya persis seperti orang-orang yang Anda kenal, tetapi Anda merasa bahwa mereka bukanlah orang yang sama. Bahkan firasat Anda berkata bahwa orang-orang yang Anda temui itu bukanlah manusia. 

Anda pun bertanya-tanya "Dimanakah Saya berada ?" , "Mengapa tempat ini Asing ?", "Kenapa orang-orang yang saya temui terlihat aneh ?", "Kenapa perasaan Saya mulai tidak enak ?", "Kenapa saya punya firasat buruk ?". 

Fikiran-fikiran jelek mulai berkelebat dalam kepala Anda. "Apa jangan-jangan Saya sudah mati ? Lalu dimanakah jasad saya ? Bisakah saya hidup kembali ? Bisakah saya kembali ke dunia ?". "Ataukah jangan-jangan Saya telah diculik oleh iblis ? Sekarang bagaimana caranya untuk pergi dari sini ? Bagaimana cara kembali ke alam manusia ? Bagaimana agar saya bisa keluar dari portal lain ini ?"

Lalu Anda mulai berfikir untuk melawan kondisi supranatural yang sedang Anda alami ini. Anda berusaha melafaskan ayat-ayat suci yang tak lain adalah Firman-firman-Nya, tetapi terasa sangat sulit untuk melantunkannya, Anda hampir menyerah dan pasrah dengan keadaan, tetapi Anda kembali bertekad untuk melawan keadaan ghaib ini. Anda berusaha sekuat tenaga mengucapkan ayat-ayat suci itu dengan lantang walau nafas Anda tersengal-sengal. 

Perlahan-lahan Anda mulai melewati alam lain hingga terasa hampir dekat dengan alam nyata, alamnya manusia. Anda perkuat bacaan Anda, hingga akhirnya setelah bersusah payah, Anda pun kembali ke dunia nyata. Anda pun membuka kedua mata dan merasa lega telah berada di tempat tinggal Anda seperti semula.

Selasa, 05 Januari 2021

Balada Awan Hitam

                                              Oleh : Gitra Legiarti, S.Pd


Do'a-do'a mu mendobrak pintu langit          
Getarkan seluruh arsy
Namun tak mampu merombak takdir
Di bawah awan hitam kau bernaung

Pagi hari kau buka mata
Terasa sakit sekujur tubuhmu
Siang hari kau melangkah
Terasa nyeri rongga dadamu
Malam hari kau coba pejamkan mata
Terasa pedih perih jiwamu

Nestapa kini selimuti wajahmu
Tajamnya sembilu mengiris-ngiris kalbu
Hatimu dicabik-cabik
Lumat bagai kapas berhamburan
Ingin kau teriak
Ingin kau menangis
Tapi apalah daya
Kau terlalu malu
Kau terlalu takut
Dengan sorak sorai manusia
Yang tertawa ria melihatmu sengsara
Air matamu adalah nyawa
Bagi jiwa-jiwa yang kontra

Kepedihan itu tak berasal dari raga
Melainkan dari relung jiwa
Jeritan kepiluan kini tak lagi bersuara
Obat ... dimanakah obatnya ?
Tabib mana yang mampu redakan duka lara ?

Sgala cara tlah kau tempuh
Tapi nihil ... masih nihil
Kau masih berkabung
Heningkan cipta