(Based on True Story)
By Gitra Legiarti
Hafsyah, seorang ibu muda tengah mengandung anak ketiganya. Himpitan ekonomi memaksanya tetap bekerja mencari kayu bakar ke hutan-hutan terdekat untuk keperluan rumah tangga, walau ia sedang dalam keadaan lemah. Ia tidak pernah membayangkan apa yang ia lakukan itu akan membawa petaka bagi janin yang dikandungnya. Hutan-hutan di pulau Sumatera terkenal dengan orang bunian pada masa itu. Orang bunian adalah sebutan untuk makhluk halus yang mendiami perbukitan dan hutan belantara di Sumatera Barat. Makhluk inilah yang kemudian menempel di janin Hafsyah.
Sembilan bulan berlalu, Hafsyahpun melahirkan bayi perempuan yang ia beri nama Zera. Zera lahir dengan bantuan bidan desa setempat. "Sepertinya anakmu tidak selamat", ujar bidan itu pada Hafsyah lantaran Zera tidak menangis saat dilahirkan ke dunia seperti bayi-bayi pada umumnya. "Ah, dia mendahului Tuhan", gumam Hafsyah dalam hati. Memang ternyata Zera selamat dan tumbuh menjadi anak yang sehat secara fisik, tetapi tetap saja dia berbeda. Zera punya watak sedikit jahat, berbeda dengan kedua kakaknya. Entah watak siapa yang ia warisi. Saat beranjak remaja, Zera kerap mengganggu anak-anak kecil yang bermain tanpa pengawasan orang tua. Ia juga sering bersikap kurang ajak pada orang dewasa, mencuri, berkelahi dan merusak barang-barang milik orang lain. Kelakuannya tidak ubah dari seorang preman.
Sembilan bulan berlalu, Hafsyahpun melahirkan bayi perempuan yang ia beri nama Zera. Zera lahir dengan bantuan bidan desa setempat. "Sepertinya anakmu tidak selamat", ujar bidan itu pada Hafsyah lantaran Zera tidak menangis saat dilahirkan ke dunia seperti bayi-bayi pada umumnya. "Ah, dia mendahului Tuhan", gumam Hafsyah dalam hati. Memang ternyata Zera selamat dan tumbuh menjadi anak yang sehat secara fisik, tetapi tetap saja dia berbeda. Zera punya watak sedikit jahat, berbeda dengan kedua kakaknya. Entah watak siapa yang ia warisi. Saat beranjak remaja, Zera kerap mengganggu anak-anak kecil yang bermain tanpa pengawasan orang tua. Ia juga sering bersikap kurang ajak pada orang dewasa, mencuri, berkelahi dan merusak barang-barang milik orang lain. Kelakuannya tidak ubah dari seorang preman.
Setelah dewasa sifat buruk Zera kian menjadi-jadi, ia tidak ragu untuk bertindak anarkis. Ia semakin durhaka, setiap hari ia memaki, mengumpat, mencela dan menghasut. Tutur katanya kasar. Entah dari mana semua sifat buruk itu ia dapatkan. "Aduhai, cobaan apa ini ? Mengapa aku memiliki anak yang seperti ini, alangkah baiknya bila ku tidak punya anak saja", keluh Hafsyah. "Sebaiknya kita bertanya pada orang pintar", usul suaminya.
Keesokan harinya Hafsyah dan suaminya datang ke rumah Fahmi, wanita yang dipercaya masyarakat memiliki kemampuan melihat hal-hal ghoib. "Dia telah dirasuki sejak dalam kandungan, akan sulit mengusir setan ini dari tubuhnya karena telah mendarah daging dengannya, bahkan hatinya tak terlihat lagi, ini benar-benar akan menjadi pekerjaan yang berat dan butuh kesabaran", ujar Fahmi menjelaskan. " Lalu apa yang harus kami lakukan ?", tanya Hafsyah. "Tunggulah sebentar, aku akan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an pada sebotol air, bawa dan minumkanlah air itu padanya setelah sampai di rumah nanti", jawab Fahmi seraya melangkah menuju ruangan sebelah. Hafsyah dan suaminya sedikit lega, setidaknya ada harapan anaknya akan normal seperti yang lain.
Setibanya di rumah, air itu langsung diminumkan pada Zera tanpa sepengetahuannya. Beberapa hari kemudian, "sedikit ada perubahan", ungkap Hafsyah pada suaminya setelah mengamati sikap Zera yang telah diberi air dari Fahmi. "Sedikit tetapi kita tidak boleh putus asa", tanggap suaminya.
Hari-haripun dihabiskan hanya untuk mengobati Zera. Do'a-do'a dan firman-firman Allah senantiasa dilantunkan. Ayat Al-qur'an yang mereka gunakan antara lain; Surat Al-fatihah, Surat Al-Baqarah, Ayat Qursi, dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah, Al-Falaq dan An-Nas. Pada dasarnya seluruh ayat-ayat dalam Al-Qur'an dapat dijadikan ruqyah atau obat. Dasarnya adalah surat Fushshilat ayat 44 dan surat Al Isro' ayat 82, kedua ayat tersebut menyatakan bahwa Al-Qur'an sebagai penawar (obat) bagi orang-orang beriman.
"Katakanlah : Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman " (QS. Fushshilat : 44)
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QA. Al Israa' : 82)
